Calon Manusia Setengah Dewa...?
Sopriadi Ilmu Pemerintahan
“Tegakkan hukum
setegak-tegaknya adil dan tegas tak pandang bulu
pasti kuangkat engkau
menjadi manusia setengah dewa..…”
Hampir semua orang mengetahui lirik lagu “Manusia Setengah Dewa” yang dipopulerkan
oleh Iwan Fals, bahkan para wakil rakyat juga mengetahui tetapi mereka lebih
senang melupakannya. Inti dari lagu ini ialah meminta kepada presiden untuk
mendengarkan permintaan dari rakyat Indonesia. Supaya kemakmuran menghampiri
rakyat Indonesia. Lain dari pada itu sebentar lagi pada tanggal 9 juli 2014
kita akan dihadapkan pada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia, hal ini akan menjadi catatan sejarah baru bagi Bangsa Indonesia yang
telah lama memimpikan pemimpin yang mampu menjalankan tugas maupun janji sebagaimana
tercantum didalam UUD 1945 Pasal 9 ayat 1 janji Presiden dan Wakil Presiden
Indonesia yaitu: “Saya berjanji dengan
sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban Presiden Republik Indonesia (Wakil
Presiden Republik Indonesia) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh Undang-Undang Dasar dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya
dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.”
Tetapi pada kenyataannya Presiden Republik Indonesia
yang telah diberikan amanah sebelumnya belum mampu memberikan apa sebenarnya
yang dibutuhkan oleh Rakyat Indonesia hal ini terbukti sejumlah presiden turun
secara paksa sebelum habis masa jabatannya. Lembaran baru akan segera dimulai
dengan para pemimpin baru yang telah mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum
(KPU) sebagai calon presiden dan wakil presiden yaitu Joko Widodo berpasangan
dengan Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto berpasangan dengan Hatta Rajasa. Dua
pasangan ini merupakan calon kuat dalam pemilu nanti untuk menjadi orang nomor
satu Di Indonesia yang masing-masing diusungkan oleh partai besar yaitu Joko
Widodo diusung oleh Partai Demokarasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berkoalisi
dengan sebagian pendukung Jusuf Kalla dari partai Golongan Karya (Golkar)
sedangkan Prabowo Subianto diusung oleh Partai Gerakan Indonesia Raya
(Gerindra) berkoalisi dengan Partai Amanat Nasional (PAN) sedangkan Partai
Demokrat sebagai partai pemerintah sebelumnya belum menentukan pilihan kemungkinan
besar hanya mengambil jalan tengah tetap untuk tidak memihak kepada partai
manapun.
Joko Widodo Versus Prabowo Subianto, keduanya
merupakan dua orang yang sama-sama memiliki baground
yang menarik dalam dunia perpolitikan dimana Joko Widodo adalah mantan Wali
Kota Solo dan Sekarang sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sedangkan Prabowo Subianto
merupakan mantan prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopasus) dengan segudang
prestasi juga merupakan pengusaha sukses yang aktif dalam politik. Tidak perlu
diragukan lagi dengan keahlian calon Presiden Indonesia tinggal rakyat yang
menentukan pilihan siapa sebenarnya yang paling tepat untuk memimpin Indonesia
lima tahun ke depan.
Siapapun Presiden Indonesia harus memiliki visi dan
misi yang jelas dalam memimpin dengan harapannya beliau mampu membawa perubahan
yang besar bagi Bangsa Indonesia, menjadi Indonesia bebas dari kemiskinan,
bebas dari pengangguran serta mampu meningkatkan pendidikan, pelayan public
yang baik terutama dibidang kesehatan, tidak hanya itu perannya juga dibutuhkan
dalam memelihara Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terhindar dari
masalah disintegrasi bangsa. Dengan cara kejelasan pembangunan dan pembagian bagi hasil antara pusat dan daerah
lebih berimbang sesuai dengan potensi daerah bersangkutan. Sebagaimana
dikatakan oleh Prof. Dr. H. Tabrani Rab (2006) mengenai bagi hasil Riau dari
pusat hanya berkisar 200-300 miliar dari triliunan hasil yang terkuras di Riau
melalui Sumber Daya Alam (SDA) minyak bumi maupun lainnya, karena hal ini
dianggap pemicu konflik disintegrasi bangsa.
Presiden yang baik bukanlah orang yang tidak pernah
melakukan kesalahan tetapi mereka yang mau belajar dari kesalahan dan mampu
melakukan yang terbaik kedepannya. Karena presiden yang menentukan arah mana
yang akan ditempuh oleh Bangsa Indonesia kedepannya. Mungkinkah para calon
presiden Indonesia nantinya akan membawa perubahan besar bagi bangsa Indonesia
sehingga dipanggil manusia setengah dewa
ataukah mungkin malah sebaliknya. Jawabannya pasti akan kita dapatkan setelah
para calon presiden keluar sebagai pemenangnya pada pemilu 2014 pada juli
mendatang, atau pada saat presiden memulai langkah baru dalam memimpin bangsa
ini.***
“Wahai presiden kami
yang baru kamu harus dengar suara ini
suara yang keluar dari
dalam goa, goa yang penuh lumut kebosanan….”
0 komentar:
Posting Komentar